Sabtu, 21 Oktober 2017

drama malin kundang

MALIN KUNDANG
(cerita rakyat sumatra barat)



(BABAK I)
(Pada suatu hari, hiduplah sebuah kerajaan pesirir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan dan Malin juga sudah tidak mempunyai ayah, maka Malin kundang memutuskan untuk pergi ke negeri seberang).

Malin Kundang: “Bu, besok aku akan pergiuntuk mencari nafkah di negeriseberang dan aku akan kembali ke kampung halamansetelah aku menjadi seorang yang kaya raya, bu !!!”

Ibu: “Ya nak hati-hati kamu disana. Besok ibu akan mengantarkeberangkatanmu itu.”
Malin Kundang: “Baik Bu…”(Keesokan harinya Malin Kundang diantar ibunya pergi ke laut untuk berlayar bersama seotang nahkoda kapal)
Malin Kundang: “Bu, aku berjanji pada ibu aku akan kembali ketika akusudah menjadi seorang yang kaya raya nanti.”
Ibu: “ Ya nak ibu akan selalu mendo’akan kamu agar kamubaik-baik disana. Kamu juga jangan sampai lupa sholatnak.”
Malin Kundang: “ Ya Bu, aku akan mengingat pesan ibu. Sekarang akupergi dulu ya Bu…”
Ibu: “ Ya Nak, hati-hati kamu.”

(Selama di kapal Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal perkapalan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang diserang oleh bajak laut. Beruntung Malin Kundang tidak dibunuh karena ketika peristiwa itu terjadi Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup kayu)

Malin Kundang: “ Beruntung aku masih hidup dan terdampar di pulau ini.Kelihatannya di sana ada sebuah desa. Aku harus caripertolongan. “
Aisyah: “ Kamu siapa, sebelumnya kau belum pernah melihatkamu di desa ini. “(Malin Kundang menceritaka kejadian yang sudah terjadi pada dirinya)
Aisyah: “ Kalau begitu kamu tinggal di rumahku saja, kebetulanada rumah yang tidak digunakan lagi tapi masih bisadiperbaiki.”
Malin Kundang: “Terima kasih, kau memang gadis yang baik.”(Akhirnya gadis itu membawa Malin ke rumahnya dan memberi tahu ayahnya}
Ayahnya:: “Siapa dia ini, nduk…?”Aisyah: “Dia ini pemuda yang terdampar di pantai, Yah.”
Ayahnya: “Baiklah bawa pemuda itu ke dalam agar dia bisa mandidan jangan lupa beri dia makanan.”

(Keesokan harinya si gadis dipanggil oleh ayahnya)

Ayahnya: “Nduk.. coba kamu kemari !!!”Aisyah: “Wonten nopo, Yah???”Ayahnya: “Bilang kepada pemuda itu lebihbaik dia kerja di ladangayah saja.”

Aisyah: “Baik yah aku akan bilang kepada Malin.”

(Setelah beberapa bulan dia bekerja di rumah gadis tersebut dia menjadiorang yang kaya dan dia ingin mempersunting gadis tersebut)

Malin Kundang: “Aisyah, boleh aku mengatakan sesuatu padamu?”
Aisyah: “Ya, kau mau bilang apa?”
Malin Kundang: “Sebenarnya aku mempunyai rasa cinta padamu dan akuingin kau menjadi istriku.”
Aisyah: “Benarkah yang kau katakan?”
Malin: “Ya, Aisyah.”Aisyah: “Ya, Malin aku mau menikah denganmu tapi kau harusmeminta izin dulu pada ayahku.”
Malin: “Baiklah aku akan meminta izin dulu pada ayahmu.”(Beberapa saat kemudian Malin menemui ayah Aisyah)
Malin: “Pak….”Ayah gadis: “Ya Malin, ada apa?”
Malin: “Aku ingin mempersunting anakmu,Aisyah. Akankah kaumemberikan izin padaku, Please…..!”
Ayah gadis: “Baiklah karena kau sudah memohon padaku. Aku tidaktega melihat wajahmu itu, aku merestuimu.”
Malin: “Terima kasih Pak…. I love you… upssalah Aku cintapada anakmu.”(Keesokan harinya merekapun menikah)

BABAK II
(Setelah beberapa lama menikah Malin dan isterinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah. Sedangkan ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggu anaknya melihat kapal yang indah itu, masuk ke pelabuhan. Setelah ia melihat Malin dia yakin kalau ia adalah anaknya)

Malin: (Turun dari kapal)
Ibu Malin: “Malin Kundang anakku, mengapa kau pergi begitu lamatanpa mengirimkan kabar pada ibu?”
Malin: (Mendorong ibunya hingga terjatuh) “Hey, dasar kauwanita tak tahudiri. Sembarangan saja mengaku sebagaiibuku? Ibuku sudah mati dan tidak mungkin aku punya ibuyang pengemis sepertimu.”
Aisyah: “Apa benar wanita itu ibumu, Malin….?”
Malin: “Tidak. Ia hanya seorang pengemis yang pura-puramengaku sebagai ibuku agar bisa mendapatkan hartaku.”(mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin sangatmarah)
Ibu Malin: (Berdo’a) “Ya Allah, Kalau benar ia anakku, akubersumah dia aka menjadi batu”

(Tidak lama kemudian tubuh Malin Kundang perlahan-lahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya dia berbentuk menjadi sebuah batu karang)Akhirnya Malim Kundangpun berubah menjadi batu karena ucapan ibunya yang merasa diperlakukan semena-mena. Dan sampai sekarangpun legenda Malin Kundang masih dipercayai oleh orang Padang.

2 komentar:

  1. Ceritanya bisa dijadikan pelajaran buat kita untuk tidak durhaka kepada kedua orangtua

    BalasHapus
  2. amin, semoga kita tidak seperti malin kundang ya ;)
    terimakasih telah berkunjung

    BalasHapus

tolong komentar yang baik dan mengkritik dengan bijak